|
Formulir Kontak
KONTAK KAMI
Silahkan isi formulir di bawah ini untuk menghubungi kami
Ebook gratis
Kisah Pilu di Balik Wafatnya Sultan Matangaji Cirebon
Matangaji adalah julukan bagi Sultan Shafiudin, beliau merupakan Sultan ke V dari Kesultanan Kasepuhan Cirebon yang bertahta pada 1753-1773. Dijuluki Matangaji karena beliau merupakan seorang Sultan yang matang dalam mengaji atau pandai dalam ilmu agama, beliau juga dikisahkan mendalami ajaran Mahayekti [Sufi].
Dimasa pemerintahannya, Sultan Matangaji gigih melakukan perlawanan terhadap Belanda, perjuangannya dalam menentang Belanda menjadikannya sebagai Sultan yang di cintai rakyatnya, pengikutnya dimana-mana. Tapi akhir hayat dari Sultan ini dikisahkan pilu sebab beliau dibunuh oleh adik Iparnya sendiri. Penghianatan itu dilakukan di Pintu Ukir Keraton Kasepuhan.
Bagai seorang Pejuang semsial Sultan Matanagaji, tentu mati dimedan juang lebih mulia daripada mati ditangan saudara sendiri, apalagi yang melakukan pembunuhan terhadapnya adalah kerabat sendiri. Inilah kisah piluannya.
Adik Ipar Sultan Matangaji yang membunuh Sultan yang dicintai rakyat itu adalah Ki Muda, kala itu ia menjabat sebagai pengurus Kuda Keraton, awal mula dari pembunuhan Sultan Matangaji oleh Ki Muda itu dilatar belakangi oleh kisah yang panjang.
Kisah itu bermula dari muakanya Sultan Matangaji kepada Belanda, Sultan menggap Belanda sudah menyengsarakan rakyat, bahkan terlulu banyak ikut campur urusan Keraton. Tapi karena sadar Belanda lebih unggul persenjataanya dibanding Cirebon, maka Sultan melakukan upaya besar untuk membuat senjata secara besar-besaran.
Berdasarkan pertimbangan yang matang Sultan akhirnya mengubah fungsi taman Sunyaragi sebagai Bunker pembuatan senjata sekaligus tempat pelatihan prajurit dalam upaya persiapan melawan Belanda.
Taman Sunyaragi sebelumnya merupakan taman air terbesar di Jawa, taman itu pada mulanya dibangun Pangeran Arya Cirebon sebagai hiburannya para Sultan dan dayang-dayangnya. Ditempat itu Sultan Matangaji dengan senyap memproduksi ribuan Senjata jenis tombak, pedang, golok, anak panah, keris dan lain sebagainya.
Upaya diam-diam penyusunan kekuatan oleh Sultan Matangaji ini rupanya ada yang membocorkan, sehingga dengan Sigap Belanda menyerbu Sunyaragi, terjadi peperangan besar antara Belanda dan Pasukan Sultan Matanggaji, akan tetapi karena kurang persipan, pasukan Sultan Matangaji rupanya dapat dipatahkan oleh Belanda, meskipun demikian Sultan Matangaji dan sebagaian pengikutnya berhasil menyelamatkan diri ke daerah selatan Cirebon, tepatnya di Sumber.
Di Sumber, Sultan dengan pengikut setianya yang masih tersisa kemudian membangun Pesantren, dalam pesantren yang ia bangun Sultan dengan tekun mengajarkan Agama dan ilmu kedigjayaan pada santri-santrinya. Merasa kagum dengan Sultan, para santri itu pada akhirnya ingin turut serta melawan Belanda, akan tetapi Sultan mengajukan syarat kepada Santri yang ingin ikut mati dijalan Allah, yaitu harus benar-benar matang dahulu dalam mengaji.
Syarat itu yang kemudian menjadikan Sultan Kasepuhan ke lima ini dijuluki sebagai Sultan Matangaji, karena selain beliau sebagai sorang yang pandai atau matang ilmu agamanya, beliau juga mengharuskan pengikutnya matang dulu dalam agama sebelum ikut berjihad melawan Belanda.
Bentrokan antara Pengikut Sultan Matangaji dengan Belanda terjadi berkali-kali, dalam perang antar keduanya Belanda mengalami kerugian yang cukup besar, mengingat perjuangan Sultan Matangaji dan pengikutnya dalam menghadapi Belanda dilakukan secara grilya [Sembunyi-Sembunyi]. Yaitu menyergap musuh dikala lengah, kemudian menghilang dikala musuh mengejar.
Putus asa dalam menghadapi perlawanan Sultan Matangaji, Belanda kemudian menggunakan taktik licik, ia menggunakan tangan Ki Muda adik Ipar Sultan sebagai alat untuk menangkap Sultan.
Melalui perantara Ki Muda, Belanda mengajak Sultan Matangaji untuk berunding. Dalam perundingan itu rupanya Balanda memasang jebakan, Sultan Matangaji kemudian di tangkap sementara pengikutnya dibantai habis oleh pasukan Belanda.
Dalam upaya penangkapan Sultan Matangaji Belanda sebenarnya ingin langsung membunuh Sultan di tempat perundingan, akan tetapi Sultan dikisahkan memiliki kekuatan mistis sehingga Sulit dibunuh. Sultan Matangaji hanya bisa ditangkap dan untuk kemudian dijeblosakan dalam tahanan keraton.
Niat Belanda untuk menghabisi Sultan Matangaji rupanya masih tetap bergejolak, Belanda memerintahkan Ki Muda untuk membunuh Sultan Matangaji dengan iming-iming jabatan tinggi, yaitu menggantikan Sultan Matangaji. Setelah mendapatkan tawaran itu, Ki Muda dikisahkan mencari cara agar dapat membunuh Sultan Matangaji, cara pembunuhan akhirnya ditemukannya.
Sultan dikisahkan hanya dapat dibunuh dengan senjatanya sendiri, oleh karena itu Ki Muda mengambil senjata pusaka Sultan Matangaji dan kemudian menusakannya. Kisah pilu itu terjadi di depan Pintu Ukir Keraton Cirebon.
Begitulah kisahnya, kisah seorang Sultan yang gigih melawan kesewenang-wenangan Belanda demi kesejahteraan rakyatnya, di Cirebon namanya tetap harum hingga kini, meskipun dizaman setelah kewafatnya, Belanda dengan berbagai cara merusak nama baik Sultan. Diantara cara-cara buruk Belanda untuk merusak nama baik Sultan adalah munculnya berita bohong yang dibuat Belanda mengenai Sultan Matangaji, Sultan dipropagandakan sebagai seseorang yang mengidap gangguan jiawa karena mendalami ilmu Mahayekti.
Daftar Bacaan:
[1] Para Raja di Kesultanan Kasepuhan Cirebon
[2] Kisah Pengungsi Cina Rembang, dan Pembangunan Taman Sunyaragi di Cirebon
[3] Kisah Terbunuhnya Sultan Matangiji di Pintu Ukir.
tapi kini situs tersebut rusak oleh oknum developer.
Dimasa pemerintahannya, Sultan Matangaji gigih melakukan perlawanan terhadap Belanda, perjuangannya dalam menentang Belanda menjadikannya sebagai Sultan yang di cintai rakyatnya, pengikutnya dimana-mana. Tapi akhir hayat dari Sultan ini dikisahkan pilu sebab beliau dibunuh oleh adik Iparnya sendiri. Penghianatan itu dilakukan di Pintu Ukir Keraton Kasepuhan.
Adik Ipar Sultan Matangaji yang membunuh Sultan yang dicintai rakyat itu adalah Ki Muda, kala itu ia menjabat sebagai pengurus Kuda Keraton, awal mula dari pembunuhan Sultan Matangaji oleh Ki Muda itu dilatar belakangi oleh kisah yang panjang.
Kisah itu bermula dari muakanya Sultan Matangaji kepada Belanda, Sultan menggap Belanda sudah menyengsarakan rakyat, bahkan terlulu banyak ikut campur urusan Keraton. Tapi karena sadar Belanda lebih unggul persenjataanya dibanding Cirebon, maka Sultan melakukan upaya besar untuk membuat senjata secara besar-besaran.
Berdasarkan pertimbangan yang matang Sultan akhirnya mengubah fungsi taman Sunyaragi sebagai Bunker pembuatan senjata sekaligus tempat pelatihan prajurit dalam upaya persiapan melawan Belanda.
Taman Sunyaragi sebelumnya merupakan taman air terbesar di Jawa, taman itu pada mulanya dibangun Pangeran Arya Cirebon sebagai hiburannya para Sultan dan dayang-dayangnya. Ditempat itu Sultan Matangaji dengan senyap memproduksi ribuan Senjata jenis tombak, pedang, golok, anak panah, keris dan lain sebagainya.
Senjata Peninggalan Era Sultan Matangaji Di Musium Keraton Kasepuhan |
Di Sumber, Sultan dengan pengikut setianya yang masih tersisa kemudian membangun Pesantren, dalam pesantren yang ia bangun Sultan dengan tekun mengajarkan Agama dan ilmu kedigjayaan pada santri-santrinya. Merasa kagum dengan Sultan, para santri itu pada akhirnya ingin turut serta melawan Belanda, akan tetapi Sultan mengajukan syarat kepada Santri yang ingin ikut mati dijalan Allah, yaitu harus benar-benar matang dahulu dalam mengaji.
Syarat itu yang kemudian menjadikan Sultan Kasepuhan ke lima ini dijuluki sebagai Sultan Matangaji, karena selain beliau sebagai sorang yang pandai atau matang ilmu agamanya, beliau juga mengharuskan pengikutnya matang dulu dalam agama sebelum ikut berjihad melawan Belanda.
Bentrokan antara Pengikut Sultan Matangaji dengan Belanda terjadi berkali-kali, dalam perang antar keduanya Belanda mengalami kerugian yang cukup besar, mengingat perjuangan Sultan Matangaji dan pengikutnya dalam menghadapi Belanda dilakukan secara grilya [Sembunyi-Sembunyi]. Yaitu menyergap musuh dikala lengah, kemudian menghilang dikala musuh mengejar.
Putus asa dalam menghadapi perlawanan Sultan Matangaji, Belanda kemudian menggunakan taktik licik, ia menggunakan tangan Ki Muda adik Ipar Sultan sebagai alat untuk menangkap Sultan.
Melalui perantara Ki Muda, Belanda mengajak Sultan Matangaji untuk berunding. Dalam perundingan itu rupanya Balanda memasang jebakan, Sultan Matangaji kemudian di tangkap sementara pengikutnya dibantai habis oleh pasukan Belanda.
Dalam upaya penangkapan Sultan Matangaji Belanda sebenarnya ingin langsung membunuh Sultan di tempat perundingan, akan tetapi Sultan dikisahkan memiliki kekuatan mistis sehingga Sulit dibunuh. Sultan Matangaji hanya bisa ditangkap dan untuk kemudian dijeblosakan dalam tahanan keraton.
Niat Belanda untuk menghabisi Sultan Matangaji rupanya masih tetap bergejolak, Belanda memerintahkan Ki Muda untuk membunuh Sultan Matangaji dengan iming-iming jabatan tinggi, yaitu menggantikan Sultan Matangaji. Setelah mendapatkan tawaran itu, Ki Muda dikisahkan mencari cara agar dapat membunuh Sultan Matangaji, cara pembunuhan akhirnya ditemukannya.
Sultan dikisahkan hanya dapat dibunuh dengan senjatanya sendiri, oleh karena itu Ki Muda mengambil senjata pusaka Sultan Matangaji dan kemudian menusakannya. Kisah pilu itu terjadi di depan Pintu Ukir Keraton Cirebon.
Begitulah kisahnya, kisah seorang Sultan yang gigih melawan kesewenang-wenangan Belanda demi kesejahteraan rakyatnya, di Cirebon namanya tetap harum hingga kini, meskipun dizaman setelah kewafatnya, Belanda dengan berbagai cara merusak nama baik Sultan. Diantara cara-cara buruk Belanda untuk merusak nama baik Sultan adalah munculnya berita bohong yang dibuat Belanda mengenai Sultan Matangaji, Sultan dipropagandakan sebagai seseorang yang mengidap gangguan jiawa karena mendalami ilmu Mahayekti.
Daftar Bacaan:
[1] Para Raja di Kesultanan Kasepuhan Cirebon
[2] Kisah Pengungsi Cina Rembang, dan Pembangunan Taman Sunyaragi di Cirebon
[3] Kisah Terbunuhnya Sultan Matangiji di Pintu Ukir.
tapi kini situs tersebut rusak oleh oknum developer.
Diguyur Hujan sedari Sore Wilayah kecamatan Arjawinangun tergenang.
Arjawinangun. Akibat hujan yang belum juga reda sejak sore, air masuk ke perumahan warga. Seperti yang terjadi di Blok Posong, Kecamatan Arjawinangun, air hujan masuk sejak pukul 18.00 WIB.(05-02-2020)
Banjir tampak masuk ke rumah warga hingga masuk kamar tidur. Ketinggian air mencapai lutut orang dewasa. Hal serupa juga terjadi di Desa Tegalgubug. Air hujan sudah memasuki rumah-rumah warga.
Seperti pekan kemarin, hujan kali ini juga membuat banjir wilayah Kecamatan Susukan. Bahkan, seperti Selasa pekan kemarin, kantor kecamatan terendam banjir. Genangan air hujan memasuki kantor kecamatan dengan ketinggian mencapai paha orang dewasa.
Seperti diketahui, cuaca saat ini sebagian besar wilayah di Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon dan Kuningan saat ini dilanda hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Di Kota Cirebon, hingga pukul 18.00 WIB, debit sejumlah daerah aliran sungai (MR) terpantau dalam kondisi normal
PEDULI BAHAYA LISTRIK
Arjawinangun.ID - ARJAWINANGUN - Sebuah upaya dalam rangka peduli bahaya listrik, Arjawinangun.ID dan Wong Arjawinangun mengajak masyarakat untuk hidup lebih safety.
Ingat dan jalankan 9 hal yang dihimbau PLN sebagai berikut
1. Hindari bermain layangan di dekat jaringan listrik
Benang yang tersangkut bisa saja menghantarkan listrik.
Berbahaya, kan!
Yuk, mari ingatkan anak-anak kita untuk menjaga yang satu ini.
2. Hindari membangun atau memperbaiki bangunan dekat jaringan listrik
Tuh bapak ibu, diperhatikan supaya selalu aman.
Solusinya jarak minimal dari jaringan listrik 3 meter, jangan dianggap sepele, berbahaya.
3. Hindari penggunaan tusuk kontak listrik yang berlebihan (menumpuk)
Kebanyakan kebakaran disebabkan oleh konsleting hubungan arus pendek.
Bahaya kan, jangan tunggu semuanya lenyap.
Yuk langsung diperkecil resikonya.
Usahakan 1 atau 2 tusuk kontak dalam 1 tempat, lebih aman.
4. Pahami petunjuk yang ada, jangan dilanggar
Contohnya, jangan pernah memaksakan diri masuk gardhu listrik atau tempat yang bertanda tegangan listrik.
Ingat ada warning tanda bahaya, jangan nekat.
5. Khusus yang suka menggali, hati-hati dalam menggali tanah
Perhatikan situasi sekitar, pastikan aman dari kabel listrik.
Karena bisa jadi terdapat beberapa kabel listrik yang dipendam di tanah.
6. Khusus bagi para pengemudi kendaraan, khususnya truk carilah tempat yang lebih lapang saat parkir
Pastikan juga jauh dari jaringan listrik, agar lebih aman dan nyaman.
7. Tidak kalah penting untuk selalu mengecek instalasi listrik di rumah Anda
Jangan sampai telat sebelum bertindak.
Amannya sekurang-kurangnya 5 tahun sekali.
8. Jauhkan antena TV, parabola apalagi papan reklame dari jaringan listrik
Bisa jadi terjadi konslet antar keduanya.
Solusinya pasang benda-benda tersebut di tempat yang lebih lapang.
9. Hindari membakar sampah di bawah jaringan listrik
Inilah tips terakhir dari PLN.
Lebih amannya sih jangan dibakar.
Buang ke tempatnya supaya dibakar oleh dinas terkait sehingga lebih aman.
Mengapa demikian?
Bisa jadi panasnya api pembakaran dapat merusak pelindung kawat listrik, akibatnya bisa konsleting.
Yuk jaga diri kita, orang sekitar kita, dan semua yang berada di sekitar kita.
Ingat-ingat selalu 9 pokok peduli teehadap bahaya listrik. (*)